Pemerintah kota Taipei menempuh berbagai cara demi meningkatkan jumlah penduduk di ibukota Taiwan tersebut. Bahkan pemerintah setempat bersedia memberikan sejumlah uang bagi tiap pasangan suami-istri yang bersedia memiliki anak.
Otoritas setempat akan memberikan uang senilai Rp 5,7 juta atas setiap bayi yang baru lahir mulai tahun 2011 dan menawarkan subsidi bulanan bagi mereka hingga mencapai usia lima tahun yang berasal dari keluarga ekonomi bawah.
Walikota Taipei, Hau Lung-bin, berharap program komprehensif tersebut akan membuat pasangan muda merasa lebih santai bila menghendaki kehadiran seorang anak.
"Sebagai walikota, prioritas utama saya adalah mengatasi persoalan rendahnya tingkat kelahiran dan populasi usia lanjut," kata Hau, seperti dikutip dari laman The Sun, Jumat 7 Mei 2010.
Skema komprehensif tersebut akan menghabiskan anggaran pemerintah setempat senilai hampir Rp 872,5 miliar per tahun. Tingkat kelahiran di Taipei merosot hingga ke level terendah pada 2009 dengan kurang dari 20 ribu bayi dilahirkan. Menurut pemerintah kota Taipei, Jumlah itu menurun 40 persen dari satu dasawarsa lalu.
Sejumlah survei menunjukkan bahwa sebagian besar pasangan menikah mencemaskan kondisi finansial, termasuk biaya membesarkan anak, sebagai alasan utama para pasangan tersebut tidak memiliki keturunan. Pemerintah Taiwan telah menawarkan berbagai insentif untuk mendongkrak angka kelahiran di tengah kekhawatiran akan minimnya sumber daya manusia yang bisa menimbulkan persoalan sosial dan ekonomi.
Menurut data resmi, tingkat kelahiran di negara pulau tersebut berada pada level 8,29 per 1.000 orang tahun lalu. Angka itu, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), merupakan perbandingan dari rata-rata tingkat kelahiran di berbagai negara dengan lebih dari 20 per 1.000 orang.
Walikota Taipei, Hau Lung-bin, berharap program komprehensif tersebut akan membuat pasangan muda merasa lebih santai bila menghendaki kehadiran seorang anak.
"Sebagai walikota, prioritas utama saya adalah mengatasi persoalan rendahnya tingkat kelahiran dan populasi usia lanjut," kata Hau, seperti dikutip dari laman The Sun, Jumat 7 Mei 2010.
Skema komprehensif tersebut akan menghabiskan anggaran pemerintah setempat senilai hampir Rp 872,5 miliar per tahun. Tingkat kelahiran di Taipei merosot hingga ke level terendah pada 2009 dengan kurang dari 20 ribu bayi dilahirkan. Menurut pemerintah kota Taipei, Jumlah itu menurun 40 persen dari satu dasawarsa lalu.
Sejumlah survei menunjukkan bahwa sebagian besar pasangan menikah mencemaskan kondisi finansial, termasuk biaya membesarkan anak, sebagai alasan utama para pasangan tersebut tidak memiliki keturunan. Pemerintah Taiwan telah menawarkan berbagai insentif untuk mendongkrak angka kelahiran di tengah kekhawatiran akan minimnya sumber daya manusia yang bisa menimbulkan persoalan sosial dan ekonomi.
Menurut data resmi, tingkat kelahiran di negara pulau tersebut berada pada level 8,29 per 1.000 orang tahun lalu. Angka itu, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), merupakan perbandingan dari rata-rata tingkat kelahiran di berbagai negara dengan lebih dari 20 per 1.000 orang.
source : http://occazane.blogspot.com/2010/05/di-taipei-melahirkan-anak-diberi-uang.html
This entry was posted
on Selasa, Mei 18, 2010
and is filed under
Hiburan
.